Persebaran Islam di Indonesia

1.    Siapa pembawa agama islam di Indonesia?
Pembawa agama Islam pertama kali ke wilayah Nusantara-Indonesia adalah para pedagang dan Muballigh dari Arab, Persia dan India. Mereka mengunjungi daerah-daerah pesisir nusantara yang berhubungan langsung dengan bandar-bandar perdagangan internasional. Lalu tokoh-tokoh yang menyebarkan agama islam yaitu Wali Songo.
Menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Menemukan sejarah, terdapat tiga teori:

Islam datang dari Arab (Teori Mekah)
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Dasar teori ini adalah:
a.    Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 M dipantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab) dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.   
Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b.    Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana pengaruh mazhab Syafii terbesar pada waktu itu di Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c.    Raja-raja samudra Pasai menggunakan gelar Al-Maliki yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir. Pendukung teori Mekah ini adalah Buya Hamka, Alwi Shihab, Ahmad Mansur Suryanegara, Fazlur Rahman, Crawford, Niemann, De Holander. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad ke-13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya Agama Islam ke Nusantara terjadi sebelumnya yaitu abad ke-7 M dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

Islam datang dari Gujarat (Teori Gujarat)
Pendapat ini dikemukakakan oleh Soetjipto Wirjosoeparto dan Christian Snouck Hurgronje dari Belanda. Ia berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara bukan dari Arab. Melainkan dari Gujarat/India. Hubungan langsung antara Nusantara dan Arab baru terjadi pada masa kemudian yaitu contohnya hubungan utusan dari Mataram dan Banten ke Mekah pada pertengahan abad ke-7 M. Pendapat tersebut didasarkan  pula kepada unsur-unsur Islam di Nusantara yang menunjukkan persamaannya dengan India.
Menurut pendapat Prof. DR. Azyumardi Azra (Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah), teori Gujarat yang dipopulerkan oleh Snouck Hurgronje tidak benar. Dia mengatakan Islam dibawa oleh pedagang yang datang dari Gujarat pada abad ke- 12 atau abad ke-13. Padahal masa itu, Gujarat dikuasai oleh kerajaan Hindu yang kerap mengusir kapal-kapal pedagang muslim yang disanggah.

Islam datang dari Persia (Teori Persia)
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara abad ke-13 M dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Teori ini mengungkapkan adanya kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam Nusantara dengan penduduk Persia. Misalnya peringatan hari Asyura (10 Muharam) atas meninggalnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad, yang sangat dijunjung oleh orang Syi’ah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat.

Baris atas disebut Jabar, bawah disebut Ajer, dan depan disebut Pes, sedang dalam bahasa Arab ejaan itu disebut Fathah, Kasrah dan Dhommah.
Didalam tulisan Arab, Sin bergigi sedangkan dalam tulisan Persia tidak bergigi sementara itu, Oemar Amir Hoesin mengatakan bahwa di Persia terdapat suku bangsa ”Leren”
Beliau inilah yang dahulu datang ke tanah Jawa sebab di Giri terdapat Kampung Leran, dan nisan Maulana Malik Ibrahim (1419) di Gresik.Pendukung teori Persia adalah  P.A. Hoesein Djajadiningrat, Haji Muhammad Said, J.C. Van Leur, M. Dahlan Mansur dan Haji Abu Bakar Aceh.

2.    Sebutkan faktor yang menyebabkan Islam mudah diterima di dalam masyarakat Indonesia!

    Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
    Syarat untuk masuk Islam sangat mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat.
    Agama Islam tidak mengenal kasta, sehingga semua orang boleh untuk memeluk agama Islam.
    Upacara-upacara keagamaan bersifat sederhana.
    Islam disebarkan secara damai lewat pendekatan budaya.
    Jatuhnya Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya menyebarkan KerajaanIslam berkembang pesat.

3.    Sebutkan dan Jelaskan media Islamisasi!

Menurut Uka Tjandra Sasmita media Islamisasi ada 6, yaitu:


    Saluran perdagangan

Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.
Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.
Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.


    Saluran perkawinan

Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.

    Saluran Tasawuf

Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat.
Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.
Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.

    Saluran pendidikan

Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.
Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.
Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.

    Saluran kesenian

Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang.
Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.

    Saluran politik

Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.
Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya islam didaerah Raja tersebut. jika rajanya masuk islam maka rakyatnya akan mengikuti.

4.    Jelaskan akulturasi Islam dengan hindu dibidang:

    Masjid

Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam, dan istana. Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut:

a.    Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya ditambah   
dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan
keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.

b.    Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan budaya asli Indonesia.

c.    Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.

d.    Mengenai contoh masjid kuno dapat memperhatikan Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya.

    Makam

Selain bangunan masjid sebagai wujud akulturasi kebudyaan Islam, juga terlihat  pada bangunan makam. Ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam terlihat dari:

a.    Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.

b.    Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing.

c.    Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.

d.    Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).

e.    Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya masjid makam Sendang Duwur di Tuban.

    Kalender

Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya:

a.     Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage
dan kliwon. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari Raya Nyepi.

b.    Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).

c.    Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada kalender saka juga dipergunakan.

d.    Kalender Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.

e.    Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat/ gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.


5.    Sebutkan kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia, siapa raja terbesarnya, dan apa saja faktor-faktor keruntuhannya!

    Kerajaan Samudra Pasai
Raja terbesar        : Sultan Malik As-Saleh
Faktor runtuhnya:
a.    Makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Deli dan Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda.
b.    Adanya perebutan kekuasaan diantara pewaris tahta kesultanan.
c.    Traktat London yang ditandatangani pada 1824 telah memberi kekuasaan kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan British/Inggris di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala kekuasaan perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi British/Inggris untuk menguasai Singapura.
d.    Serangan dari Majapahit

Peninggalannya:
a.    Masjid Agung Demak
b.    Makam
c.    Berita Marcopolo dan Ibnu Batutah
d.    Hikayat raja-raja Pasai
e.    Batu Nisan Sultan Malik As Salih
f.    Catatan Ibnu Batutah
g.    Bekas kerajaan yang terletak di sebelah timur Lhokseumawe
h.    Cakra Donya, hadiah dari kaisar Cina yang diberikan oleh Cheng Ho

    Kerajaan Malaka
Raja terbesar        : Sultan Mansyur Syah
Faktor runtuhnya:
a.    Malaka diserang Portugis dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque dan berhasil direbut.
b.    Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke Bintan dan mendirikan ibukota baru di sana. Pada 1526 Portugis membumihanguskan Bintan dan Sultan melarikan diri ke Kampar. 2 tahun kemudian Sultan wafat.

Peninggalannya:
a.    Masjid Agung Deli.
b.    Masjid Raya Baitulrahman Aceh.
c.    Masjid Johor Baru.

    Kerajaan Demak
Raja Terbesar        : Raden Patah (Sultan Bintoro)
Faktor runtuhnya:
a.    Perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan.
b.    Pangeran Sekar Seda Lepen terbunuh.
c.    Sunan Prawoto beserta keluarganya "dihabisi" oleh suruhan Arya Penangsang, putera Pangeran Sekar Seda Lepen.
d.    Arya Penangsang berhasil dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir.
e.    Perebutan kekuasaan sepeninggal Sultan Trenggono dan berdirilah Kerajaan Pajang (Jaka Tingkir).

Peninggalannya:
a.    Soko Majapahit
Tiang ini berjumlah delapan buah terletak di serambi masjid.
b.    Pawestren
Bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jama’ah wanita. Dibuat menggunakan konstruksi kayu jati, dengan bentuk atap limasan berupa sirap ( genteng dari kayu ) kayu jati.
c.    Surya Majapahit
Gambar hiasan segi 8 yang sangat populer pada masa Majapahit. Para ahli purbakala menafsirkan gambar ini sebagai lambang Kerajaan Majapahit.
d.    Maksurah
Artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilai estetika unik dan indah. Karya seni ini mendominasi keindahan ruang dalam masjid.
e.    Pintu Bledeg
Pintu yang konon diyakini mampu menangkal petir ini merupakan ciptaan Ki Ageng Selo pada zaman Wali.
f.    Mihrab atau tempat pengimaman
Terdapat hiasan gambar bulus yang merupakan prasasti “Condro Sengkolo”. Prasasti ini memiliki arti“Sariro Sunyi Kiblating Gusti”.
g.    Dampar Kencana
Merupakan peninggalan Majapahit abad XV, sebagai hadiah untuk Raden Fattah Sultan Demak I dari ayahanda Prabu Brawijaya ke V Raden Kertabumi.
h.    Soko Tatal / Soko Guru
Berjumlah 4 ini merupakan tiang utama penyangga kerangka atap masjid yang bersusun tiga. Masing-masing soko guru memiliki tinggi 1630 cm.
i.    Situs Kolam Wudlu
Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu.
j.    Menara
Didirikan dengan konstruksi baja. Pemilihan konstruksi baja sekaligus menjawab tuntutan modernisasi abad XX.

    Kerajaan  Pajang
Raja Terbesar        : Joko Tingkir (Sultan Hadiwijoyo)
Faktor runtuhnya:
a.    Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
b.    Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya.
c.    Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang.
d.    Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya Pangiri.
e.    Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram.
f.    Perebutan kekuasaan setelah kematian Jaka Tingkir, dan akhrnya Pajang direbut oleh Sutawijaya (Panembahan Senopati) dari Mataram.

Peninggalannya:
a.    Masjid Demak
b.    Babad Tanah Jawi

    Kerajaan Mataram Islam
Raja Terbesar        : Sultan Agung
Faktor runtuhnya:
a.    Perjanjian Giyanti : Mataram dibagi 2. Kasultanan Yogyakarta kepada Hamengkubuwono I dan kesuhunan Surakarta kepada Pakubuwono III
b.    Perjanjian Salatiga : Mataram dibagi 4. Kesultanan Yogyakarta, Kesuhunan Surakarta, Pakualaman, Mangkunegaran

Peninggalannya:
a.    Talut air (Bangunan air)
    Kerajaan Banten
Raja Terbesar        : Sultan Ageng

Faktor runtuhnya:
a.    Hasanuddin berhasil dikalahkan oleh belanda sehingga harus menandatangani sebuah perjanjian. Isinya antara lain adalah kerajaan banten harus dibagi menjadi 4 kerajaan kecil yaitu kerajaan cirebon,dll. karena mejadi kerajaan kecil maka di banten sering terjadi perang saudara sehingga kerajaan banten akhirnya runtuh.
b.    Perang Saudara anatara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Sultan Haji yang dibantu VOC.
Peninggalan:
a.    Masjid Agung Banten
b.    Makam-makan Raja Banten
c.    Kraton Surosowan Benteng Speelwicjk
d.    Meriam kuno Ki Amuk
e.    Pelabuhan Karang Hantu

    Kerajaan Aceh
Raja Terbesar        : Sultan Iskandar Muda
Faktor runtuhnya:
a.    Makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka.
b.    Jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tapanuli dan Mandailing, Deli serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda.
c.    Perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
d.    Adanya Traktat London
e.    Kekalahan Aceh melawan Portugis (1629), daerah taklukan memisahkan diri

Peninggalannya:
a.    Masjid Raya Baiturrahman
b.    Bustanussalatin karangan Nuruddin Ar-Raniri
c.    Monumen Darussalam
d.    Makam Sultan Iskadar Muda
e.    Makam Syah Kuala
f.    Kherkoff (kuburan Belanda)

    Kerajaan Makasar (Gabungan kerajaan Gowa-Tallo)
Raja Terbesar        : Sultan Hasanudin
Faktor runtuhnya:
a.    Ditaklukan oleh Belanda.
Peninggalannya:
a.    Benteng Ujung Pandang

    Kerajaan Ternate
Raja Terbesar        : Sultan Hairun
Faktor runtuhnya:
a.    Dikuasai Belanda.

Peninggalannya:
a.    Masjid Sultan Ternate
b.    Istana Sulatan Ternate
c.    Benteng kerajaan Ternate

    Kerajaan Gowa-Tallo
Raja Terbesar        : Raja Goa yang terkenal Daeng Manrabia
Raja Tallo yang terkenal Karaeng Matoaya
Faktor runtuhnya:
a.    Belanda berhasil mengalahkan Goa dan Tallo karena penghianatan raja Aru Palaka dari Bone akhirnya Sultan Hasannudin harus menandatangani perjanjian Bongaya

Peninggalannya:
a.    Istana kayu yang kini dijadikan museum
b.    Makam Sultan Hasannudin
c.    Benteng Fort Rotterdam
d.    Benda-benda bersejarah dalam istana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar