Selasa, 11 Juni 2013

Masjid Vs Mall~

 di Akhir Ramadhan Semakin mendekati akhir
Ramadhan, para ulama
mengingatkan agar kualitas
dan kuantitas ibadah ibadah
harus ditingkatkan, karena
menjelang 1/3 terakhir Ramadhan diyakini akan
datangnya malam yang sangat
di nanti-nantikan oleh umat
muslim seluruh dunia, ibadah-
badah sunah diperbanyak,
tadarus sampai dengan ittikaf di masjid menjadi rekomendasi
para ulama untuk
mendapatkan malam seribu
bulan (lailatul Qadar), malam
dimana para mailaikat turun ke
dunia untuk mencatat umat yang dengan khusyuk
beribadah dan akan di ganjar
pahala seolah-olah mereka
beribadah selama seribu bulan. Al Qur’an, wahyu Allah itu telah
menyatakan jauh hari pada
zaman Rasulullah terdahulu
yang di nyatakan dalam surat
Al Baqarah 183 yang menjadi
landasan umat islam untuk menjalankan ibadah puasa, ”
hai orang-orang yang BERIMAN
diwajibkan atas kamu
berpuasa, sebagai mana di
wajibkan kepada orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertaqwa“. ya kata para ulama
yang dipanggil oleh Allah untuk
menjalankan perintah Saum/
puasa itu hanya orang-orang
yang beriman bukan orang
islam, karena banyak orang yang mengaku Islam tapi tak
beriman dan sebaliknya orang
beriman sudah pasti Islam.
memang betul kata pak Ustadz,
sering kita jumpai orang Islam
sak enak udel-e dewe ngepal- ngepul asap rokok atau makan
di siang bolong ditempat
terbuka di bulan Ramadhan
kalah sama umat lain yang bisa
menghormati umat Islam yang
berpuasa dengan mencari tempat tertutup jika akan
makan dan sebagainya, seolah-
olah sudah dijamin masuk
surga aja. Bulan Ramadhan ibaratnya
sebuah kompetisi di mana
semakin menjelang akhir
kompetisi para peserta yang
masih bertahan semakin
sedikit, ibaratnya yang tersisa adalah para jawara-
jawaranya, begitu juga bulan
ramadhan ini yang masih tetap
bertahan dan masih istiqomah
niatnya mencari ridha Allah
adalah umat pilihan yang benar-benar Beriman,
bagaimana yang disinyalir oleh
surah albaqarah 183 itu. ini bisa
kita lihat di masjid-masjid para
jamaah shalat taraweh
semakin hari mendekati akhir ramadhan jumlah para
jemaahnya semakin berkurang,
pak ustadz sering kali membuat
lelucon dengan keadaan
demikian yang menyatakan
bahwa “banyak kemajuan di masjid-masjid di akhir
ramadhan..!!!” kemajuan bukan
dalam hal kualitas dan
kuantitas ibadah umat, tapi
shaf/ baris jamaah yang
kosong di masjid semakin maju dengan kata lain jumlah orang
yang sholat semakin
berkurang. Kemanakah
mereka ?. Tak pelak lagi kemajuan zaman
telah sukses membawa dampak
yang kurang baik terhadap
perilaku umat yang lebih cinta
dunia, hedonisme telah tumbuh
subur seiring dengan kemjuan zaman terutama di kota-kota
besar, dunia lebih berharga dari
pada akhirat, pragmatis adalah
suatu fakta yang menentukan
prioritas cara pandang dan
cara berfikir umat, dunia adalah pragmatisme dan
akhirat adalah suatu yang
abstrak. sehingga kebutuhan
akan dunia akan menjadi
prioritas pertama yang harus
dipenuhi terlebih dahulu. Kemanakah mereka, para
jemaah shalat terawih yang
2/3 awal ramadhan memenuhi
masjid ?, ternyata arah kiblat
mereka telah bergeser jauh dari
27 derajat, yang kemarin berjamaah shalat tarawih di
masjid, kini mereka telah
berjamaah berlomba-lomba
memburu barang dengan pesta
diskon yang ditawarkan oleh
merchant-merchant di mall- mall. para umat Islam di saat-
saat terakhir ini tengah sibuk
mempersiapkan Idhul Fitri yang
dalam hitungan hari akan
menjelang. Selain berpergian ke
mall-mall berburu barang untuk lebaran ada juga
sebagian para ibu rumah
tangga yang kemarin mengisi
sebagian shaf di masjid kini
mengisi kesibukan di dapur
menyiapkan beraneka penganan untuk leberan
mendatang. Ukuran-ukuran akhirat
memang sangat susah
dipahami karena sangat
abstrak, dimana pahala yang
berlipat yang akan di
ganjarkan atas ibadah yang semakin intens dilakukan
menjelang akhir ramadhan,
terkalahkan oleh pragmatisme
lebaran yang segera menjelang,
Obral diskon Pahala ramadhan
dimasjid kalah dengan Obral diskon di Mall, sehingga masjid
di tinggal dan Mall-pun menjadi
tempat bertandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar